Memori Tentang Sang Legenda (End)
10.55
Di setiap perjalanan selalu menyimpan rahasia ceritanya masing-masing. Berlalu meninggalan gagak single, kami melanjutkan tracking ke atas bukit. Tekstur tanah di Pulau Rinca memang berbukit-bukit. Cukup ngoyo juga buat naik ke atas. Desahan napas yang tersengal-sengal jadi pertanda kurangnya olahraga selama ini. Tapi bukan saya namanya kalau nyerah di tengah jalan. Masih dengan semangat 45, saya berusaha terus menanjak naik. Motivasinya karena pengen liat pemandangan dari puncak bukit. Dan setengah jam kemudian kami berhasil mencapai puncak, yeay!
Bahagia, haru, syukur, terkagum-kagum, adalah perasaan yang menggelora di dada. Meski terik matahari siang itu membuat mata silau dan keringat menetes deras, namun pemandangan di sekitar mengobati rasa lelah saya. Ah, Indonesia memang indah! Hari itu saya tidak hanya bertemu dengan Sang Legenda yang mendadak jadi idola saya, namun saya juga menemukan serpihan surga di tanah Flores ini.
Komodo memang pantas dijuluki Sang Legenda. Bukan hanya karena cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, namun karena secara ilmiah komodo juga diyakini sebagai keturunan Dinosaurus. The Last Jurassic Park jadi sebutan untuk kawasan Taman Nasional Komodo. Karena hanya di sinilah kalian akan menemukan sensasi berbeda yang memicu adrenalin petualangan kita. Dibalik cerita-cerita seram komodo, tempat ini tetap jadi surga para petualang dunia. Gak heran kalau bule-bule negara tetangga pada demen main dan menghabiskan waktunya di sini, di tanah Flores, di tanah leluhur kita.
Selain di Pulau Rinca, komodo juga dapat kita temukan di Pulau Komodo. Jaraknya lebih jauh dibandingkan Pulau Rinca, sekitar 4 jam sekali perjalanan dengan menggunakan kapal kayu dan 1 jam perjalanan menggunakan kapal boat. Di Pulau Komodo umumnya kita akan menemukan komodo dengan ukuran yang lebih besar lagi dan jumlah yang lebih banyak dibandingkan Pulau Rinca. Dari segi alamnya, Pulau Komodo memiliki pantai yang indah. Bahkan 15 menit dari Pulau Komodo kita bisa singgah ke Pantai Pink (Pink Beach), pantai yang terkenal dengan warna pasir merah mudanya karena pengaruh alga merah di sekitar pantai.
Sedangkan di Pulau Padar, kita akan cukup sulit menemukan komodo. Ada yang bilang, dulu di sini ada komodo kecil-kecil. Namun ada yang bilang juga sekarang komodo-komodo itu kemungkinan sudah berpindah tempat. Mengingat komodo mirip dengan buaya, jadi ada yang meyakini bahwa komodo juga dapat berenang untuk menyeberang ke pulau lain. Meskipun Pulau Padar sepi komodo, jangan remehkan pesona alam di pulau ini. Keren banget! Apalagi kalau kamu bisa ke puncak yang menampilkan pemandangan tiga teluk, dijamin foto-foto kamu bakal jadi yang paling ngehits di antara foto-foto yang diunggah di media sosial lainnya.
Perjalanan ke Labuan Bajo untuk bertemu komodo menjadi perjalanan yang sangat bermakna bagi saya. Tapi, selain ke pulau-pulau itu, kita bisa kemana aja sih? Simak rekomendasi perjalanan dari saya ya..
Need to do:
- Menjelajah Goa Batu Cermin
- Singgah di Wae Cicu Beach Inn
- Menikmati sunset di Bukit Sylvia
- Kuliner seafood pinggir pelabuhan Labuan Bajo
- Ke pusat oleh-oleh Exoctic Komodo
- Nyicip Kopi Flores
- Berburu jajanan khas Flores di pasar tradisional Manggarai Barat
- Mengunjungi kampong Melo dan menyaksikan Tari Caci Melo
- Snorkling di Pink Beach
- Diving di Manta Point
- Bersantai di Pulau Bidadari
- Menikmati savana di Gili Lawa
1 comments
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus