Kalau UNIQLO bisa saya sebut sebagai the sweet journey, perjalanan saya untuk bergabung dengan Kementerian Pariwisata ini bisa saya sebut sebagai the longest journey atau perjalanan terpanjang saya, hehe..
Agustus 2014, saat saya baru selesai merayakan euforia wisuda bersama sahabat, munculah hembusan kabar sedab pagi para job seeker, yaitu mulai dibukanya pendaftaran seleksi CPNS 2014. Pertama kali mendengar kabar itu, sejujurnya saya belum merasa tertarik untuk ikut mendaftar. Sebab dari awal saya memang tidak pernah berpikiran akan menjadi seorang PNS. Impian saya sejak sebelum lulus adalah menjadi seorang profesional di perusahaan multinasional. Menurut saya, bekerja di perusahaan akan lebih menantang dan memberi banyak manfaat karena saya bisa mempraktekkan ilmu saya di dunia bisnis yang sesungguhnya.
Namun suatu ketika, ayah saya menelepon dan menanyakan, apakah saya tidak ingin mendaftar seleksi CPNS? Hmm, saya langsung terdiam sejenak. Saya paham tentang kekhawatiran kedua orang tua saya karena saat itu saya belum mendapat pekerjaan sama sekali. Tapi di sisi lain, sebenarnya ya agak berat juga buat ikut CPNS. Seriously, saya saat itu bener-bener gak pengen dan gak bisa bayangin aja kalau bakal kerja pakai seragam, apalagi seragam PNS >,<
Tanpa saya sadari, dunia perkuliahan memang cukup banyak membawa perubahan bagi saya. Mulai saya masuk kuliah, ambil jurusan Manajemen, hingga saya ambil konsentrasi Manajemen Pemasaran (MP). Lingkungan tersebut telah mulai banyak merubah saya. Saya dari SMP sampai SMA biasa berkutat dengan sains. Tiba-tiba saat kuliah saya harus berkutat dengan hal-hal sosial. Itu secara tidak langsung mengubah saya menjadi pribadi yang lebih sosial, lebih atraktif, dan terbuka. Apalagi ketika saya mulai bergabung dengan kelas konsentrasi MP, rasanya saya bisa menemukan kembali passion saya di bidang seni. Sebab di kelas MP, saya banyak berkutat dengan mata kuliah yang memang menuntut kreatifitas yang tinggi, pemikiran yang cerdas, dan kemampuan dalam mengananlisis yang baik. Sangat dekat dengan seni bukan? :p haha Jadilah saya berkeinginan untuk bisa bekerja di bagian pemasaran perusahaan saat sudah lulus kuliah nanti. Karena di bidang inilah saya merasa bisa menjadi diri saya sendiri.
Perusahaan multinasional merupakan tempat yang sangat menarik bagi saya. Perusahaan sejenis itu sangat fleksibel dalam bekerja, terbuka dengan ide-ide segar karyawannya (open), dan international exposurenya tinggi. Selain itu, jika di perusahaan swasta, karyawan biasanya dibebaskan dalam berbusana. Jadi kita bisa berpakaian sesuka kita, yang penting kita nyaman dan kerjaan bisa beres, udah. Hal-hal itulah yang memang telah menjadi impian saya. Makanya, saat ditanya apa gak pengen daftar CPNS? Saya langsung terdiam sejenak dan berpikir agak lama. Tapi, buat ngademin hati orang tua, akhirnya saya iyain dulu aja dah pertanyaan orang tua, hehe.. Orang tua pun kemudian mulai merayu saya agar saya mendaftar di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang notabene lowongannya sekilas terlihat banyak. Tapi saya belum mengiyakan dan menjawab akan memikirkan lagi untuk instansi yang akan saya pilih.
Saya kemudian mulai mencari info tentang CPNS 2014 dan membuka situs panselnas untuk melihat lowongan yang ditawarkan. Tahun 2014, seleksi CPNS tidak dilaksanakan secara serentak. Jadi setiap instansi memiliki jadwal seleksi sendiri-sendiri. Saya buka link lowongan di Kemenkeu, terlihat banyak memang, tapi setelah mengadakan riset kecil, ternyata banyak sekali peminat CPNS Kemenkeu. Ini nih yang langsung bikin saya mikir. Pertama, saya dari awal memang kurang tertarik di Kemenkeu, sebab jurusan manajemen yang lebih dibutuhkan di situ pastinya Manajemen Keuangan atau mungkin kadang Manajemen SDM. Kedua, kalau lowongan banyak tapi peminat banyak, peluang kita juga jadi gak terlalu gede kan? Kalau peluangnya sama-sama kecil, daripada saya pilih instansi yang bukan minat saya, lebih baik saya pilih sekalian instansi yang memang sesuai dengan passion saya. Akhirnya mata saya pun tertuju pada instansi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (yang sejak pergantian Presiden namanya diganti menjadi Kementerian Pariwisata atau Kemenpar).
Alasan saya tertarik dengan Kemenpar adalah : Pertama, sejak kuliah saya sudah mulai menekuni bidang tourism marketing, jadi saya punya nilai lebih untuk bekal seleksi nanti. Kedua, passion saya di bidang seni sudah ada sejak kecil, bahkan mulai tumbuh lagi saat kuliah, sehingga saya merasa di instansi ini saya akan mampu memaksimalkan kemampuan saya di bidang yang saya sukai, yaitu marketing dan arts.
Jumlah lowongan di Kemenpar saat itu hanyalah 126 (sangat jauh berbeda dengan Kemenkeu yang sampai ribuan). Namun lowongan khusus untuk jurusan Manajemen hanya 6 posisi. Wuih, langsung kebayang dah, bisa gak ya saya jadi salah satu orang yang beruntung dalam mengisi di antara 6 posisi tersebut? Nothing to lose, itulah yang saya rasakan. Mungkin karena dari awal tujuan saya ikut daftar seleksi CPNS adalah untuk orang tua, jadi ya saya gak berkespektasi lebih. Berkas pendaftaran pun akhirnya saya kirim.
Sekitar akhir September 2014, pengumuman hasil seleksi berkas CPNS Kemenpar keluar. Alhamdulillah berkas saya dinyatakan lengkap dan lolos sehingga saya berhak mengikuti seleksi tahap selanjutnya, yaitu Tes Kemampuan Dasar dengan menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test). Sebelum TKD, peserta diwajibkan mengambil kartu peserta di Gedung Film, Jl. M.T.Haryono, Jakarta. Saya sangat berterima kasih sama Mas Indra IOP yang saat itu mau saya titipin ambil kartu peserta saya, hehe.. Kebetulan Mas Indra juga ke Jakarta untuk mengambil kartu peserta tes CPNS BNPT. Setelah menerima kartu peserta, saya tinggal mempersiapkan untuk TKD. Kebetulan saya dapat jadwal TKD tanggal 4 November 2014 di kantor BKN, Ciracas, Jakarta Timur. Masih ada waktu sebulan buat belajar, ya lumayan. Dari pengumuman jadwal, saya juga sempat mengetahui bahwa jumlah pendaftar untuk jurusan Manajemen ada sekitar 200san orang. Wah, 200san orang memperebutkan 6 posisi, could I? Tapi karena dasarnya nothing to lose, jadi santai aja deh, kalau rejeki juga gak kemana, hoho..
Waktu menjelang TKD semakin dekat. Dan coba tebak, jadinya saya beneran belajar gak selama sebulan sebelum tes? XD haha, jawabannya enggak. Saya baru nyentuh materi belajar itu H-3. Itu juga karena saya baru ditolak oleh beberapa perusahaan BUMN yang akhirnya membuat saya berpikir, oke, saya harus serius nih buat TKD CPNS, apalagi nanti saya tes nya jauh-jauh ke Jakarta. Kalau gak serius kan eman juga uang transport ke Jakartanya. Akhirnya saya baru ngutek materi dan coba-coba try out TKD selama tiga hari sebelum tes. Hingga hari H tes, saya masih coba ngapalin UUD 1945 di depan kantor BKN Ciracas. FYI, TKD itu terdiri dari 3 jenis soal, yaitu TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), TIU (Tes Intelegensi Umum), dan TKP (Tes Kepribadian). Total jumlah soal ada 100 dan harus diselesaikan dalam waktu 90 menit. Dulu saya belajar dari buku persiapan TKD CPNS (bisa dibeli di toko-toko buku) dan dari aplikasi TKD CPNS (bisa didownload di google play store). Atau bagi yang mau coba try out gratis bisa coba cari fasilitas TO TKD CPNS di internet, ada banyak kok.
Setelah registrasi di meja panitia, saya tinggal menunggu untuk dipanggil masuk ke ruang tes. Saat itu sudah ada beberapa peserta kloter sebelumnya yang baru selesai tes. Banyak yang mengeluh soalnya susah dan waktunya terlalu pendek sehingga mereka tidak selesai. Denger komentar seperti itu bikin saya deg-deg kan sih. Tapi saya cuman bisa ngucap bismillah aja, semoga dikasih kelancaran sama Allah selama tes nanti. Lalu tibalah saatnya saya masuk ke ruang tes. TKD CPNS tahun ini seluruhnya dilaksanakan menggunakan sistem CAT, jadi kita bisa mengerjakan soal secara online di komputer yang disediakan panitia dan hasil tes nantinya juga akan langsung keluar.
Sebelum tes, saya sedikit banyak kepo di thread CPNS 2014 yang ada di kaskus. Dari situ saya dapat tips kalau mengerjakan TKD dimulai dari TKP aja, karena soalnya panjang-panjang dan bakal nyita waktu banyak kalau dikerjakan di akhir. Ternyata benar, soal TKP mayoritas berisi soal uraian yang agak panjang. Alhasil saya berusaha menyelesaikan soal TKP dahulu, baru setelah itu kembali ke no 1 soal TWK. Secara keseluruhan, soal yang saya dapat tidak sesusah soal-soal tahun lalu yang sudah saya pelajari. Namun saya sengaja berusaha mengerjakan sebaik dan seteliti mungkin. Jika peserta lain banyak yang sudah selesai dan keluar ruangan sebelum waktu habis, saya masih bertahan di tempat hingga waktu hampir habis sambil meneliti kembali jawaban saya. Sekitar 2 menit sebelum waktu habis, saya klik tombol submit.
Seketika itu juga hasil tes saya langsung keluar dan muncul angka 375 di depan mata saya. Waaaaa, alhamdulillah!! Saya tidak menyangka saya bisa mendapat nilai yang begitu tinggi. Nilai maksimal jika benar semua adalah 500. Namun rata-rata peserta biasanya mendapat nilai 320an. Padahal saat coba try out TKD sebelum hari H, saya biasanya cuman dapat nilai 290an, maksimal dapat 320an. Dan sekarang alhamdulillah banget, perjuangan berangkat sendiri jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta cuman buat TKD CPNS ini membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Alhamdulillah juga, untuk sesi saya tersebut, saya mendapat peringkat 1, dengan begitu potensi saya lolos ke tahap selanjutnya juga tinggi. Jadi saya tinggal berdoa aja setelah ini..
Setelah tes, saya langsung pulang ke Surabaya. Meskipun kita langsung mengetahui nilai hasil TKD kita, namun kita belum tau apakah bisa lolos ke tahap selanjutnya. Sebab nilai TKD tersebut nantinya akan dirangking oleh instansi, baru kemudian dipilih berapa besar gitu buat yang lolos ke tahap selanjutnya. Sederhananya seperti ini, misalkan saya jurusan Manajemen ada 6 posisi. Untuk tes tahap selanjutnya dipilih 18 peringkat teratas (6 posisi x 3 orang). Kenapa dikali 3 orang? Kok tidak langsung dipilih 1 orang peringkat tertinggi untuk masing-masing posisi? Sebab setelah TKD masih ada TKB (Tes Kemampuan Bidang), jadi panitia perlu menambah 2 orang lagi sebagai cadangan jika sewaktu-waktu peringkat pertama TKD tidak bisa mengikuti TKB.
Tapi itu ilustrasi sederhananya lho, haha.. Karena yang terjadi di lapangan kadang tidak sesederhana itu. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu paham dengan mekanisme pemilihan peserta lolos TKD, termasuk di Kemenpar. Apalagi di awal kan, setiap peserta diberi kesempatan memilih 3 posisi. Namun saya sempat membaca di sebuah artikel bahwa sebenarnya yang dipertimbangkan dalam proses seleksi hanyalah pilihan pertama saja. Maka dari itu, saya jadi was was, deg-deg kan dengan hasil TKD saya. Takutnya kalau saya tidak masuk 3 besar di posisi pertama yang saya pilih. Saya cuman bisa doa dan doa biar dikasih hasil yang terbaik sama Allah.
Tanggal 9 Desember 2014, pengumuman hasil TKD Kemenpar akhirnya keluar juga. Dag dig dug, campur aduk perasaan saya waktu mau buka pengumuman. Dan akhirnya, eng ing eng, Alhamdulillah saya lulus TKD dan mendapat peringkat pertama untuk posisi Analis Kebijakan Pertama, sehingga saya berhak ikut TKB :'D. Itu adalah posisi pilihan pertama saya. Cuman yang cukup agak bingung di sini, harusnya peserta TKB barengan saya ada 3 orang, termasuk saya. Namun ini kok ada 6? Setelah saya buka kembali situs panselnas, saya baru ngeh, ternyata posisi Analis Kebijkan Pertama itu ada dua, satu untuk Direktorat Pencitraan, dan satu lagi untuk Direktorat Ekonomi Kreatif Seni dan Budaya (EKSB). Wah, saya jadi kepikiran nih, berarti saya beruntung sekali ya, karena peluang saya makin gede dengan adanya dua posisi lowongan itu, tidak seperti peserta lain yang hanya memperebutkan satu posisi.
Tes selanjutnya adalah TKB. Kalau di instansi lainnya sih biasanya ada berbagai macam jenis tes seperti psikotest, tes bidang studi, dan juga wawancara. Namun khusus untuk TKB di Kemenpar hanya berupa tes wawancara aja. Saya awalnya juga agak bingung, wawancara seperti apa ya nanti? Tanggal 18 Desember 2014 saya berangkat ke GSP (Gedung Sapta Pesona) Kemenpar, Jakarta. Di situ sudah cukup banyak peserta yang datang nih ternyata. Singkat cerita, saya mendapat kertas absen wawancara. Di situ saya melihat ada 4 nama interviewer. Wow, kirain cuman sekali aja interviewnya, hehe.. Ternyata empat kali. Para interviewer tersebut diantaranya psikolog, Bu Ratna (Direktur Pencitraan), Bu Jujuk (Direktur EKSB), dan Pak Dadang (Direktur Destinasi Wisata). Setiap orang pun ternyata diinterview oleh orang yang berbeda-beda, tergantung posisi yang dipilih. Ada yang cuman diinterview oleh 2 orang, ada yang cuman 3 orang, ada yang 4 orang kayak saya, bahkan ada yang sampai 6 orang.
Pertama saya interview dengan psikolog. Pertanyaan yang dilempar standar wawancara psikolog seperti biasa, yaitu disuruh menceritakan tentang diri sendiri, lalu apa kegiatan selama di kampus dulu, apa kegiatan saat ini, kenapa memilih Kementerian Pariwisata, apa yang bisa kita lakukan untuk Kemenpar jika diterima nanti. Setelah itu, yang kedua, saya interview dengan Bu Jujuk. Setelah mempersilahkan duduk, Bu Jujuk menyuruh saya untuk memperkenalkan diri dan tell me about my self. Karena dari awal beliau mengajak komunikasi dalam B.Inggris, akhirnya saya pun menjawab pertanyaan beliau dengan B.Inggris. Saya menceritakan tentang identitas saya dan kesibukan saya saat itu di IOP. Beliau pun merasa tertarik dengan pengalaman saya di IOP. Akhirnya beliau banyak menanyakan tentang pengalaman internasional saya, ketika di IOP maupun saat kompetisi di luar negeri. Beliau juga menanyakan mengenai apa yang saya ketahui tentang ekonomi kreatif, soalnya kan beliau juga dari EKSB. Overall cukup lancar juga interview saya dengan Bu Jujuk.
Yang ketiga saya interview dengan Pak Dadang. Pada mulanya, beliau juga mempersilahkan saya untuk memperkenalkan diri. Kemudian beliau menanyakan tentang kesiapan saya sebagai PNS. Saya pun menceritakan bahwa latar belakang keluarga saya juga PNS, sehingga saya sudah cukup paham bagaimana kehidupan seorang PNS. Selain itu beliau juga mencoba untuk mengetes kemampuan B,Inggris saya dengan memberi pertanyaan mengenai keluarga saya dalam B.Inggris. Alhamdulillah juga saya bisa menjawab dengan lancar seluruh pertanyaan beliau. Kalau sama Pak Dadang, sebenarnya justru beliau yang banyak berbicara dan memberi wejangan tentang apa yang harus saya siapkan jika nanti diterima menjadi PNS. Jadi ya seru juga sih waktu wawancara sama Pak Dadang, hehe..
Kemudian yang terakhir, saya interview dengan Bu Ratna. Ah, ibu ini salah satu favorit saya dah. Saya dari awal memang pengen banget bisa gabung sama Direktorat Pencitraan, karena memang sesuai dengan minat saya di tourism marketing. Makanya waktu dapat kesempatan wawancara dengan Bu Ratna, saya semangat banget. Saya ngrasa dapat kesempatan sharing banyak nih sama beliau. Dan ternyata benar. Waktu masuk ruangan, beliau langsung menyambut dengan ramah. Setelah dipersilahkan duduk, beliau menyuruh saya untuk menceritakan tentang diri saya, kesibukan saya sekarang, dan kenapa kok saya pengen jadi PNS di Kemenpar. Langsung deh saya cerita panjang lebar. Saya juga sempat cerita tentang beberapa riset tourism marketing saya, termasuk skripsi saya dulu. Bu Ratna langsung merasa tertarik, lalu kami justru ngobrol seru sambil sharing pengalaman masing-masing tentang complaint behavior di hotel Indonesia. Beliau juga menanyakan tentang kemampuan B.Inggris saya. Beliau ingin mengingatkan bahwa di lingkungan kerja Kemenpar nantinya, B.Inggris memang akan sangat dibutuhkan karena kita akan banyak berhubungan dengan dunia internasional.
Yah, selesai wawancara, saya ngrasa lega banget. akhirnya selesai juga. Sekarang tinggal nunggu pengumumannya dah. Saya hanya bisa menyerahkan hasil akhir sama Allah SWT. Karena kalau dilihat-lihat, saingan saya yang bagus-bagus juga. Banyak peserta lulusan univeristas negeri ternama. Tapi yang penting, saya sudah berusaha maksimal. Saya percaya kok, hasil tidak akan mengkhianati usaha.. :))
Setelah beberapa minggu menunggu, bahkan sudah lewat satu bulan, pengumuman hasil TKB CPNS Kemenpar belum juga keluar. Proses seleksi CPNS memang terkenal lamanya, karena kan memang berhubungan dengan birokrasi, jadinya ya harus sabar. Tapi kali ini memang terasa lebih lama sih. Kalau dikira-kira, biasanya jeda tes ke pengumuman maksimal satu bulan. Namun karena ada permasalahan internal di Kemenpar (dengan dipisahnya Ekonomi Kreatif menjadi Badan sendiri), maka mungkin pihak internal Kemenpar masih repot mengurus pemisahan Badan Ekonomi Kreatif tersebut. Saya sebenernya bisa memaklumi, namun kadang agak capek juga nunggu pengumuman lama banget seperti ini. Makanya setelah tes TKB Kemenpar, saya tetep coba apply kerja ke perusahaan lain. Sampai akhirnya saya dinyatakan ketrima di Uniqlo Indonesia (lihat posting saya sebelumnya).
Tepat sebelum saya mengirim berkas surat perjanjian kerja dengan Uniqlo, hari Jumat tanggal 13 Februari 2015, tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa hasil TKB CPNS Kemenpar sudah keluar. Dan bagaimana hasilnya?? Alhamdulillah, SAYA LOLOS! Subhanallah, puji syukur banget, akhirnya setelah di php hampir dua bulan, akhirnya dapat kepastian juga bahwa saya lolos CPNS Kemenpar. Tapi ya gitu, saya langsung galau buat milih antara Uniqlo atau Kemenpar. Setelah mempertimbangkan dengan matang, akhirnya saya putuskan untuk memilih Kemenpar. Pilihan yang sangat sulit memang. Namun kenapa akhirnya saya pilih Kemenpar? Tentu bukan karena tempting doang lho sama predikat sebagai pegawai kementeriannya, hehe.. Enggak kok, jelas bukan karena itu. Kenyamanan kerja itu no satu buat saya. Saya merasa di Kemenpar nanti insyaallah saya masih bisa memaksimalkan potensi yang saya miliki, terutama di bidang tourism marketing, baik secara profesional maupun dalam bidang penelitian atau risetnya. Ya intinya this is also my passion. Oo iya, satu hal lagi yang menurut saya jadi salah satu poin plus buat Kemenpar adalah, instansi ini gak punya seragam, hahaha.. Paling cuman ada seragam korpri doang, itupun hanya dipakai saat upacara hari besar. Selain itu, sehari-hari pegawai dianjurkan memakai baju batik (sebagai bentuk penghargaan terhadap kekayaan bangsa), atau bahkan kadang juga boleh pakai baju kerja bebas or just dress like your self, yang penting rapi dan sopan. Asik kan? Haha
Seminggu setelah pengumuman, saya mulai rempong pemberkasan di GSP Kemenpar. Mulai dari nyiapin berkas, sampai ngrepotin orang tua buat bolak-balik ngurus berkas dan nyusul ke Jakarta buat nglengkapin berkas. Kalau dilihat-lihat, perjuangan saya di Kemenpar emang panjang banget. Mulai dari awal berangkat TKD sendiri, PP surabaya-jakarta dalam waktu sehari. lalu berangkat TKB juga sendiri dan sempet numpang di kos temen buat nginep, sampai pemberkasan juga ngurus berkas kesana-kemari, sampai H-1 deadline berkas masih ada yang belum lengkap dan akhirnya disusulin orang tua ke Jakarta. Benar-benar perjuangan! Ya, mungkin perjuangan-perjuangan seperti itu yang bikin saya berat untuk melepas Kemenpar. Selain itu saya juga sadar, bahwa kelulusan saya ini juga tidak hanya berkat kerja keras saya sendiri, namun kuncinya juga pada ridho orang tua. Kan memang dari awal orang tua saya yang semangat saya daftar CPNS, hehe.. Nah, kalau orang tua aja ridho, maka Allah pun juga ridho kan? Hehe, ya alhamdulillah yah.. Saya berusaha mensyukuri setiap proses yang saya jalani.
Alhamdulillah juga proses pemberkasan saya sudah selesai dan saat saya menulis artikel ini, berkas saya masih diproses di BKN. Semoga proses di BKN juga lancar dan saya bisa segera masuk, hehe.. Menurut pengamatan saya setelah beberapa kali main ke GSP, orang-orang Kemenpar emang keliatan asik-asik kok, ya mereka semua keliatan banget kalau passionnya emang di pariwisata dan ekonomi kreatif. Excited aja gitu bisa kerja sama orang-orang yang punya passion yang sama. Makanya, udah gak sabar dah jadinya ketemu keluarga baru di Kemenpar.. :D
So, bismillah for the next journey :))