Bank, Wise dan Scam - Pengalaman Mengatur Finansial di Australia

09.18

 


Dalam mempersiapkan proses relokasi ke negara lain, memang banyak yang perlu kita perhatikan, salah satunya perihal keuangan. Yup, karena dimanapun kita berada, aktivitas ekonomi pasti tetap dilaksanakan. Hal ini juga saya alami ketika mulai mendapatkan kepastian jadwal keberangkatan ke Australia. Dari sisi keuangan, ada beberapa hal yang perlu kita pelajari dan antisipasi sejak awal.

Membuat rekening bank Australia

Sebagai awardee dari Australia Awards Scholarship, saya merasa cukup beruntung karena bisa mendapatkan panduan yang detil dari SCO (Student Contact Officer) selama proses persiapan keberangkatan dan mulai kuliah di Australia. Jadi, tim AAS atau mungkin DFAT kali lebih tepatnya, menyediakan semacam LO (Liaison Officer) yang biasa disebut juga sebagai SCO untuk membantu awardee selama masa kuliah di kampus Australia, mulai dari proses pendaftaran di jurusan kampus, menyediakan informasi terkait apa saja yang perlu dipersiapkan untuk proses relokasi ke Australia dan sebelum mulai perkuliahan, hingga segala hal yang berhubungan dengan kuliah atau personal (keluarga, akomodasi, dll) juga bisa kita konsultasikan ke SCO. 

Saya sendiri saat itu menerima Welcome Email dari SCO University of Melbourne (Unimelb) pada tanggal 29 April 2022. Salah satu isi email yang cukup penting untuk segera ditindaklanjuti yaitu terkait dengan banking preparation di Australia. Jadi, ada empat jenis bank yang direkomendasikan oleh SCO Unimelb, yaitu: 

Commonwealth Bank

National Australia Bank

ANZ Bank 

Westpac Bank

Asumsi saya, keempat bank tersebut direkomendasikan karena memang the Big 4 Bank in Australia. Khusus di Unimelb sendiri, sebenarnya SCO membebaskan awardee untuk mendaftar di bank mana saja di antara empat pilihan tersebut. Hanya saja, SCO berpesan bahwa lebih baik awardee melakukan proses pendaftaran secara online sejak di Indonesia atau sebelum berangkat ke Australia. Dengan begitu, nanti sesampainya di Australia, awardee tinggal melakukan konfirmasi identitas dan aktivasi rekening. Buat yang pengen coba cek dan lihat proses pendaftaran online dari masing-masing bank tersebut, bisa klik aja link yang ada di atas. 

Untuk proses pendaftarannya sendiri sebenarnya gak lama, cuman dalam waktu beberapa menit, kita hanya diminta mengisi beberapa data serta kemungkinan jadwal sampai di Australia. Terkait pilihan bank, awalnya saya mempertimbangkan untuk daftar ke Commonwealth Bank karena memang paling familiar dengan bank tersebut (di Indonesia juga ada kantor cabangnya). Selain itu Commonwealth Bank juga punya kantor cabang yang ada di dalam lingkungan kampus Unimelb. That's why saya daftar di Commonwealth Bank, dan so far proses pendaftarannya cukup mudah. Namun, beberapa minggu kemudian, SCO Unimelb mengirimkan email kembali untuk memberikan informasi dan saran kepada awardee agar mendaftar di bank mana saja, asalakan selain Commonwealth Bank. Alasannya karena mungkin faktor border baru dibuka, jadi Commonwealth Bank di Australia agak keawalahan dengan international students yang baru datang, sehingga sempat menyebabkan pengiriman stipend awardee AAS yang datang di awal tahun 2022 jadi terhambat. 

Atas pertimbangan tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk daftar lagi di bank lain, yaitu ANZ Bank. Ya daripada ada banyak kendala yang dialami nantinya, jadi cari yang aman aja deh. Untuk proses pendaftaran di ANZ Bank via websitenya juga sangat mudah dan cepat. Beberapa minggu setelah saya mendaftar, saya bahkan ditelp langsung oleh staff ANZ Bank dari Australia untuk mulai setting customer number serta menanyakan tanggal keberangkatan saya ke Australia agar bisa dibuatkan jadwal ke CS sesampainya saya di Melbourne nanti untuk konfirmasi identitas, aktivasi rekening dan ambil kartu debit. Berhubung saya request kartu debit khusus (warna pink dan ada nama lengkapnya), jadi ANZ harus mengirim kartu debit saya ke kantor cabang yang akan saya kunjungi nanti. 

Ini juga satu hal yang perlu diperhatikan oleh temen-temen, karena hampir semua jasa di Australia itu by appointment. Jadi harus bikin janji dulu, baru bisa datang ke bank. Kalau enggak, ya siap-siap aja disuruh pulang sama petugas banknya, haha.. Cuman karena saya juga waktu itu belum dapat jadwal pesawat dari AAS, akhirnya tim ANZ menyarankan agar saya bisa mengirimkan email ke ANZ terkait jadwal kemungkinan datang ke bank dan buat appointment paling enggak seminggu sebelum berangkat. Proses ini sangat memudahkan saya karena semua administrasi udah bisa dilakukan di Indonesia. Ketika sampai di Melbourne kita tinggal bawa passport untuk konfirmasi identitas, aktivasi rekening, setting mobile banking dan juga ambil kartu debit.

Buat yang penasaran juga gimana caranya bikin appointment di bank, berikut ini salah satu contoh booking appointment form di situs ANZ Bank. Untuk yang baru dateng di Australia, bisa tinggal pilih Appointment Type: Verify your ID. 

https://www.anz.com.au/book-appointment/appointment-booking/#/


Mempelajari cara transfer antar rekening bank Indonesia - Australia

Di awal proses relokasi, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan melakukan proses pengiriman uang baik dari atau ke rekening Indonesia. Kalau di case saya, kebutuhan transfer itu datang ketika proses mencari akomodasi permanen. Berhubung dana Establishment Allowance dan stipend dari AAS belum turun di satu minggu awal sesampainya di Melbourne, jadi saya gak mungkin apply akomodasi dengan kondisi rekening kosong. Akhirnya saya mengirimkan beberapa dana dari rekening Indonesia ke rekening Australia untuk sementara. Begitu juga ketika dana dari AAS turun, saya juga melakukan beberapa kali proses transfer dari rekening Australia ke Indonesia.

Sebelum saya berangkat ke Australia, saya sempat mendengar beberapa rekomendasi aplikasi transfer uang asing seperti Wise dan Flip. Namun sesampainya di Melbourne, saya hanya mencoba aplikasi Wise dan langsung cocok. Secara daily rate dan biaya administrasi, Wise lebih terjangkau daripada Flip. Proses pengiriman dana juga mudah, dilakukan melalui aplikasi Wise. Untuk transfer dari rekening Indonesia ke rekening Australia, butuh beberapa jam (3-5 jam), baru dana akan masuk. Sedangkan proses transfer dari rekening Australia ke Indonesia justru lebih cepat. Kalau kita pakai pilihan Pay with Debit Card atau Pay ID, dalam hitungan beberapa detik, dana sudah masuk ke rekening Indonesia kita. 


Mengantisipasi penipuan keuangan (Scam) di Australia

Kalau di Indonesia kita sering nemuin kasus penipuan via telepon/sms/whatsapp, kita masih bisa meminimalisir dampaknya dengan perbanyak antisipasi dari informasi penipuan yang ada. Selain itu, data di Indonesia tidak terintegrasi. Satu orang juga bisa punya beberapa no hp sekaligus. Jadi satu data bocor, masih ada back up data lainnya, dan belum tentu terhubung ke akun-akun penting kita. Hal ini agak berbeda di Australia. Ciri khas negara maju yang semua data udah terintegrasi. Sekali hacker dapet no hp kita, bisa aja hacking data-data lain, termasuk data keuangan dan bank. 

Sejak awal 2022, di Australia mulai rame lagi yang namanya scam by phone. Sebenernya mirip-mirip sama penipuan di Indonesia. Ditambah ada kasus hacking data di beberapa perusahaan seperti asuransi atau bank. Waktu denger banyak berita data bocor dan scam ini, saya agak khawatir juga. Tapi suami sempet menenangkan, karena mungkin ya gak akan terlalu bahaya, kayak di Indonesia. Baru juga mikir begitu, dua minggu kemudian eh malah suami yang kena scam. Ceritanya agak panjang tentang scam ini 😅 Yang jelas sempet bikin stress juga, karena suami shock pertama kali kena scam, dan saya juga lagi deadline assigment. Buat mengantisipasi kasus penipuan atau scam seperti itu, saya ada beberapa tips:

1. Jangan angkat telp dari no kontak yang tidak dikenal, khususnya di luar jam kerja atau weekend

Di Australia, orang lebih nyaman komunikasi via telp/sms/email. Jarang banget yang mau komunikasi via Whatsapp. Jadi agak kebalikan emang sama budaya kita di Indonesia pada umumnya yang saat ini udah lebih familiar menggunakan Whatsapp, bahkan jarang telp biasa juga. Kalau mau telp via Whatsapp juga. Oleh sebab itu, saya sarankan, jika memang ada telp dari no kontak yang tidak dikenal, lebih baik tidak perlu diangkat. Jika orang tersebut memang punya keperluan dengan kita, maka mereka akan meninggalkan pesan suara yang bisa kita dengarkan setelahnya. 

2. Sering-sering bersihin cache di alat komunikasi (HP/Komputer/Laptop)

Kadang dari situs-situs yang kita kunjungi melalui devices kita, ada beberapa data yang tersimpan secara otomatis. Jadi mending harus rajin-rajin hapus cache. Untuk kasus scam suami saya, setelah ditelusuri juga ternyata dari link yang di klik di komputer dan cache. Dari situ kebocoran data terjadi hingga akhirnya scammer bisa nemu kontak no hp suami saya dan melancarkan aksi penipuannya. 

3. Stand by dengan akun transfer alternatif seperti Wise

Jika udah terlanjur kena scam, segera transfer uang di rekening Australia ke rekening Indonesia via aplikasi alternatif seperti Wise. Hal ini saya praktekkan ketika suami saya kena scam dan pelaku sudah sempat berhasil mengirim beberapa dana dari rekening suami saya ke rekening tidak dikenal lainnya. Sejujurnya suami saya juga udah panik, karena waktu itu jumat malem, udah di luar jam kerja. Mau telp CS bank juga percuma. Di Australia, semua jasa pelayanan hanya ada di jam kerja. Jadi kalau ada masalah di luar jam kerja, ya harus tunggu jam kerja selanjutnya aktif lagi 😂 Di saat genting seperti itu, saya inget ada aplikasi Wise. Alhasil saya sarankan suami untuk transfer semua dana di rekening Australianya ke Indonesia via Wise, dan alhamdulillah berhasil. Karena waktu itu udah kayak cepet-cepetan sama si penipu buat narik uang di rekening. Dua hari kemudian suami ke bank dan konsultasi sama CS ANZ buat nyelesain masalah ini. 


You Might Also Like

0 comments

Followers

Twitter