Which Are The Word That Sum Up 2017?

10.42

Buka blog dan nemu postingan terakhir bulan Juli 2017 itu rasanya.. 

Ah, maafkan hamba yang telah membiarkan blog ini berdebu dan penuh sarang. Ninggalin selama enam bulan lebih, missed a lot of stories to tell, sedih sih. Banyak hal yang menyita waktu beberapa bulan terakhir hingga akhirnya membuat saya lupa caranya menulis.

2017 telah memberi saya banyak senyuman, tawa, air mata, hingga keluh kesah yang berujung pada kesadaran akan pentingnya bersyukur dan bersyukur pada setiap momen yang kita lewati. Target di awal 2017, ada yang terlupa, namun tidak sedikit juga yang tercapai. Bahkan bisa dibilang tahun 2017 itu adalah tahun yang paling complicated bagi saya.

Dua hal yang ingin saya highlight dari tahun 2017 :

a. Progress is impossible without change, and those who can not change their minds can not change anything. (George Bernard Shaw)
Sometimes, we should admit that people can change. Jika kita mengharapkan suatu keadaan yang statis, maka kita tidak akan merasakan yang namanya kehidupan. Yes, that's life. Ketika banyak perubahan di sekitar yang saya alami, awalnya banyak penolakan dari internal terjadi. Di dalam kepala hanya ada pertanyaan, kenapa harus begini? kenapa harus begitu? Tapi di sisi lain, saya sependapat dengan George Bernard Snow, seorang novelis Irlandia, bahwa jika kita menginginkan sebuah kemajuan, maka berubah itu perlu. (kenapa jadi agak berat gini ya bahasannya >.<) hehe Intinya sih, selama 2017 saya telah banyak belajar untuk menerima sebuah perubahan, meningkatkan pemahaman dan merfleksikannya ke dalam diri saya sendiri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Karena tanpa perubahan, we can't change anything. :))

b. God's plans for my future are far greater than my fears (Helen Fagan)
Dari dulu saya terbiasa bikin planning buat hidup saya, mulai Plan A, Plan B, Plan C. But, sometimes ada rasa takut juga, kalau rencana-renacan itu gak tercapai gimana ya? Efek golongan darah A yang pengennya everything is perfect bikin saya jadi pusing sendiri kalo mikirin rencana masa depan. Tapii, lagi-lagi, Allah masih sayang sama saya sehingga membuat saya sadar, manusia boleh berencana, but God's plans is always more beautiful than mine

Tahun 2017 adalah tahun yang mengajarkan saya bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT (jadi kayak ceramah XD). Dari ketidaksempurnaan itulah maka kita bisa belajar untuk sabar, ikhlas dan selalu bersyukur. Sama halnya kayak gimana saya sangaaat bersyukur karena asalah satu impian terbesar saya bisa terwujud, yaitu married to the most wonderful husband >.< hehe Pengen tau gimana detail tentang pernikahan saya? I'll narrate it in the next posting yaa :D


So, which are the word that sum up 2017?
It's admirable.

You Might Also Like

0 comments

Followers

Twitter