Indonesia Brand Forum (IBF) 2015

12.50




Sejak tertarik dengan dunia pemasaran beberapa tahun lalu, ada nama-nama ahli pemasaran yang jadi influencer saya. Salah satunya adalah Yuswohady atau biasa dipanggil Pak Siwo. Beliau merupakan ahli pemasaran sekaligus penulis sekitar 40 buku di bidang pemasaran. Buku pertama karya Pak Siwo yang pernah saya baca adalah Consumer 3000 yang berisi tentang revolusi konsumen kelas menengah. Overall, dalam menulis buku, bahasa yang digunakan oleh Pak Siwo itu ringan banget sehingga gampang buat dipahami oleh kita para readers. Dari situlah, saya mulai mengikuti perkembangan dunia pemasaran di Indonesia. Alhasil, saya follow twitter Pak Siwo juga. :D

Saya termasuk salah satu orang yang juga sangat excited untuk mengikuti event-event besar yang terkait dengan marketing. Pernah tahun lalu saya ikut Marketing Festival yang diadain oleh MarkPlus Inc. Dan sejujurnya saya nyesel karena gak bisa ikut full dari pagi sampe selesai. Padahal pembicaranya keren-keren, ada Pak Hermawan Kertajaya juga yang ngisi acara. Oleh sebab itulah saya jadi mulai ngincer kalau-kalau ada acara sejenis yang diadain lagi. FYI, acara seperti itu memang biasanya gak gratis dan harga tiket masuknya pasti mahal. Saya aja bisa ikut Marketing Festival nya MarkPlus secara gratis karena jadi member majalah MarkPlus XD hahaha.. Padahal harga tiket masuk sebesar 750 ribu. Ya, lumayan lah ya, namanya masih mahasiswa saat itu, jadi kalau ada gratisan mah ngikut aja.. 

Sampai suatu saat, tepatnya sekitar awal bulan Mei 2015 ini, secara tidak sengaja saya membaca tweet Pak Siwo di timeline saya. Beliau mulai sounding bahwa bakal diadain acara Indonesia Brand Forum (IBF) 2015. Langsung dah, mupeng pengen ikut. Tapi abis liat posternya dan liat harga tiket masuk yang tertera adalah 1 juta, hmm, bikin mundur pelan-pelan.. XD Tapi karena udah rejekinya kali ya, beberapa hari kemudian kepo twitter Pak Siwo lagi, eh ternyata ada kuis hadiah gratis tiket konferensi IBF 2015. Semangat 45 langsung keluar buat ikut kuis itu.

Akun twitter yang menyelenggarakan kuis berhadiah tiket masuk gratis IBF 2015 tersebut adalah @idbrandforum. Kuis mulai diadakan sejak tgl 5-19 Mei 2015. Pertama kali nyoba ikut kuis, saya gagal. Tapi untuk yang kedua kalinya, alhamdulillah akhirnya saya berhasil! haha @idbrandforum memang mensyaratkan para peserta yang ingin ikut kuis untuk dapat menjawab pertanyaan kuis dengan sekreatif mungkin. Kalau sama yang berbau kreatif kan saya paling demen tuh. Jadilah saya buat desain aja yang bisa mensupport jawaban saya. Inilah hasil karya saya yang bisa mengantarkan saya untuk dapetin tiket gratis konferensi IBF 2015 :


Saya desain gak muluk-muluk, cukup yang simpel aja asal menarik (y)

Akhirnya, saya dapet juga tiket IBF 2015. Daftar pembicara yang dipublish beberapa hari kemudian membuat saya semakin tidak sabar untuk segera datang ke IBF 2015. Well, Indonesia Brand Forum (IBF) 2015 merupakan acara yang diadakan pada tanggal 20 Mei 2015, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sekaligus untuk memperingati Hari Kebangkitan Merek Indonesia. Di acara ini dihadirkan sekitar 20 brand ternama Indonesia yang telah sukses menembus pasar global. Diharapkan, dari sharing para pelaku usaha tersebut, maka bisa menginspirasi brand lokal Indonesia lainnya agar mampu menembus pasar global dan berjaya di pasar internasional. Yup, jika dulu para pemuda Indonesia berjuang dengan menggunakan fisik dan pikiran, maka sudah saatnya kini kita berjuang dengan strategi-strategi  yang lebih cerdas agar produk-produk Indonesia mampu menguasai pasar global.

Singkat cerita, tanggal 20 Mei 2015 posisi saya sudah di Jakarta dan saya udah ready banget buat berangkat ke acara IBF 2015. Tepat pukul 07.30 saya sampai di Balai Kartini, Jakarta. Di sana sudah cukup banyak peserta konferensi yang datang juga. Saya sempat berkenalan pula dengan Mbak Mirza, salah satu pengusaha batik di Jakarta yang juga anggota Komunitas Memberi. Selain para pengusaha lokal, juga banyak sekali perwakilan perusahaan besar di Jakarta. Saya tidak bisa menyebutkan satu-persatu nama mereka, namun yang jelas juga datang perwakilan dari perusahaan yang menjadi pembicara di IBF 2015 seperti dari Marta Tilaar, Sosro, Telkom Indonesia, Garuda Indonesia, Sido Muncul, Indofood, SunPride, Polygon, Niluh Jelantik, dan lain sebagainya.

Sekitar pukul 09.30, acara mulai dibuka. Acara pertama tentu adalah sambutan dari Pak Siwo selaku project director dari IBF 2015. Setelah itu Pak Siwo juga sekaligus meluncurkan buku terbarunya yang berjudul "Global Chaser". Seriously saya juga penasaran sama buku baru Pak Siwo ini. Sebagai pemenang kuis, saya juga sebenarnya mendapatkan buku tersebut secara gratis. Namun karena ada kesalahan cetak, maka buku tersebut belum bisa diberikan saat acara, tetapi akan dikirim oleh pihak penyelenggara ke alamat rumah masing-masing pemenang kuis. Acara selanjutnya adalah CEO forum. Ada direktur dari Sido Muncul, Marta Tilaar dan seharusnya ada direktur baru Garuda Indonesia juga, Pak Arif Wibowo. Tapi mungkin beliau berhalangan hadir sehingga tidak bisa menjadi pembicara di IBF.

Yang jelas, banyak banget ilmu baru yang saya dapatkan dari para orang-orang hebat yang hadir di IBF 2015. Ada satu sesi favorit saya, yaitu saat sesi Pak Priyantono Rudito, Ph.D, Director of Human Capital Management, Telkom Indonesia. Beliau memberikan semacem kuliah singkat kali ya buat para praktisi perusahaan di Indonesa ini. Intinya beliau berkata bahwa saat ini setiap individu di perusahaan haruslah memiliki global readiness, yaitu kesiapan seorang individu dalam menghadapi perkembangan global. Kemampuan ini haruslah dimiliki oleh sumber daya perusahaan. The right man in the right place, people with global readiness is needed. Sebab, realita saat ini, people with global readiness are inevitable, we need them right here, right now. Dengan adanya device seperti smartphone, maka exposure global dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakann. Oleh karena itu, apabila sumber daya manusia perusahaan tidak memiliki global readiness, maka tentu akan cepat tertinggal jauh dari para pesaing-pesaing di luar sehingga mengakibatkan performa perusahaan tidak bisa meningkat secara signifikan.

Menurut Pak Priyantono, untuk meleverage global talent, maka kita bisa melakukan 5E, di antaranya :
1. Equity
     must lead to value creation
2. Enabler
     harus ada satu wadah, for instance corporate university
3. Enthusiasm
     harus membangun satu desire, determination and passion. Sebab antusiasme yang tinggi akan
     mencapai jalannya sendiri menuju kesuksesan
4. Eduknowledge
     memberi kesempatan untuk menimba ilmu di luar negeri
5. Exposure
     mempraktekkan pada lingkungan bisnis yang nyata

Selain itu, dari beberapa pembicara, saya juga menangkap bahwa ada strategi-strategi yang dapat kita lakukan jika ingin masuk ke pasar global, yaitu :
- Melakukan market intelligent yang baik (research harus kuat, jelas siapa yang kita bidik)
- Gaet komunitas yang ada di sana yang bisa menjadi influencer
- Melakukan komunikasi tentang brand kita (Marcomm)
- Membuat differensiasi
- Create Top of Mind (TOM)
- Berpartner dengan brand yang baik

Sebenarnya masih banyak banget ilmu yang saya dapet dari IBF 2015. Namun sayangnya tidak bisa saya sharing secara detil di sini. Intinya saya bangga dengan para pejuang merek Indonesia. Tanpa saya sadari, merinding gitu kalau lihat cerita sukses para pelaku usaha Indonesia yang mampu menembus pasar global. Salah satu contohnya seperti Jember Festival Carnaval yang berangkat dari kota sekecil Jember, hingga akhirnya mampu menembus pasar internasional, bahkan penghargaan terakhir adalah kostum JFC yang bertema "The Chronicle of Borobudur" mampu menjadi juara kostum nasional terbaik di ajang Miss Universe 2014.

Terkadang memang agak sedih jika melihat isi rumah kita didominasi oleh produk-produk asing. Padahal kan jauh lebih baik jika produk-produk dalam negeri mampu berdiri kokoh di negerinya sendiri. Oleh sebab itu, IBF 2015 sekaligus sebagai pengingat bagi kita, bahwa kita masih memperjuangkan produk-produk Indonesia agar tidak hanya mampu memenangkan pasar dalam negeri, namun juga pasar global. Taggal 20 Mei kini tidak lagi hanya kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, namun juga Hari Kebangkitan Merek Indonesia.

Go Merek Indonesia!
Hidup Merek Indonesia! 


You Might Also Like

0 comments

Followers

Twitter