A Year of Reflection

15.07

Makna tahun baru bagi saya adalah tentang refleksi, 
mengulas kembali apa yang telah dilampaui, menetapkan tingkat keberhasilan,
lalu mulai menata arah angin untuk periode selanjutnya. 


Sepertinya baru kemarin saya menikmati masa-masa awal menjadi abdi negara. Satu setengah tahun terlewati dan kini langkah kaki sudah tepat berada di garis depan tahun 2017.

Well, 2016 menjadi tahun yang singkat bagi saya. Dan saat ini saya siap menyambut kejutan-kejutan manis lainnya yang bakal saya temui di 2017. Namun sebelum menulis harapan-harapan saya di tahun 2017, saya akan flash back terlebih dahulu segala hal tentang-tentang mimpi yang mampu terwujud maupun harapan yang tak sempat direngkuh.

POSITIVE VIBES

1. Kesempatan menjelajah tanah Kalimantan, mulai dari hadir di acara Cap Go Meh Singkawang, Kalimantan Timur, mengunjungi tugu Khatulistiwa di Pontianak (impian banget sejak SD nih :D) hingga icip-icip guest house super homey di Palangkaraya (fix jadi penginapan favorit kedua setelah Freddie Sumur Tiga dah).

2. Jadi saksi mata momen pelepasan lampion di malam perayaan Waisak 2016 di area Taman Lumbini, Candi Borobudur. Ini juga jadi wishlist utama di tahun 2016 and finally tercapai, yeay!! Serius seneng banget karena momen pelepasan lampion itu bikin saya semakin mengagumi makna Bhinneka Tunggal Ika.

3. Bisa kasih kado ulang tahun buat Bapak. This is so simple. Di antara kesibukan-kesibukan yang menumpuk, akhirnya bisa luangkan sedikit waktu dan kasih sesuatu buat orang tersayang. I bought him a vintage watches and he said that he like it very much.

4. I've already been to the Labuan Bajo twice this year. Salah satu destinasi impian sejak masuk Kemenpar gara-gara liat patung dan lukisan Komodo di kantor. Pertama liat cuman bergumam dalam hati, pengen liat binatang yang katanya keturunan dinosaurus ini secara langsung. And alhamdulillah, Allah itu Maha Mendengar. Gak tanggung-tanggung akhirnya dapet kesempatan dua kali ke Labuan Bajo tahun ini :D

5. Menghitamkan kulit di Raja Ampat. Meski pulang-pulang kulit langsung jadi lebih gelap (sampe tiap ketemu orang pasti dikomen), tapi tetep deh, senengnyaaa bukan main karena bisa foto ala-ala di pianemo (yang katanya miniatur wayag) :D Tapi beneran kok, Raja Ampat itu salah satu potongan surga yang jatuh ke bumi Indonesia. Very recommended!

6. Wishlist dari jaman masih cupu akhirnya kesampean juga, yaitu beli kamera mirorrless. Setelah bang bing bung setahun lebih, jadilah kebeli itu kamera cakep dan sesuai sama spesifikasi yang dipengen. Alasan saya memilih Fujifilm XT10 karena pas aja sama pegangan tangan, sekali ngutak-atik langsung sreg. Ditambah baca-baca review, akhirnya memantapkan hati buat beli kamera ini dan makin rajinlah saya potret-potret cantik.

7. Last but not least. I've been engaged in December 2016, so I'm 'getting married this year :D Perjuangan panjang! Setelah bareng-bareng mulai dari SMA, kenal dari kecil dan tumbuh bareng bikin kita udah kayak temen, sahabat, kakak. Tapi itu juga sih rahasianya kenapa kita bisa sampe di titik ini, menetapkan diri untuk sebuah komitmen, menjadi teman hidup, sehidup semati. Can't wait for the Day, actually :))

The ring on my finger, I love it.

OVERCOME FAILURE


Secara keseluruhan, tahun 2016 memang mampu saya lewati dengan baik. Antara karir, keluarga dan asmara, alhamdulillah semua berjalan lancar meski tetep ya namanya hidup pasti ada ups and down. Tidak ada target khusus yang ingin saya capai di tahun lalu. Namun ada beberapa poin yang saya rasa patut dijadikan sebagai intropeksi.

1. Waktu produktif untuk menulis dan membaca yang berkurang banyak. Mungkin tahun 2016 kemarin memang tidak selonggar 2015 sehingga artikel blog yang saya hasilkan juga tidak sebanyak tahun 2015. Buku yang saya baca di tahun lalu pun juga tidak seberapa banyak namun kali ini jempolan semua kok. Dan yang paling jadi kesukaan adalah Novel "Tentang Kamu" karya Tere Liye. Yup, semoga di tahun 2017 segala kesibukan tidak lagi membuat waktu-waktu produktif saya menciut, tapi harus sebaliknya, lebih rajin nulis dan baca lagi dong ya..

2. Kegiatan sosial yang minim membuat rasa kepedulian terhadap sesama juga minim. Lagi-lagi efek dari kertas kerja yang menumpuk sehingga untuk menyisihkan sedikit waktu buat sesama aja juga jadi makin sulit. Kadang kangen gitu melakukan sesuatu hal yang bermanfaat. Jadi buat menyiasati waktu yang sempit, akhirnya saya dapet ide buat memanfaatkan kesempatan dinas ke daerah dengan membawa bahan promosi kantor berupa buku-buku tentang pariwisata kemudian saya bagikan kepada anak-anak kecil yang tinggal di desa lokal. Semoga di tahun 2017 nanti makin banyak kesempatan lagi untuk melakukan hal yang positif dan bermanfaat bagi banyak orang :))

3. I need to ameliorate my time management. Jadwal yang padat memang bisa bikin manajemen waktu agak kocar-kacir. Buat intropeksi, banyak yang harus saya perbaiki agar pekerjaan, keluarga, dan kebutuhan sosial bisa berjalan dengan seimbang. Tahun 2016 fokus banget sama kerjaan. Tahun 2017 pengennya bisa lebih balance lah.

-&-

I am so excited to welcome my wonderful day in this 2017. First, karena saya suka angka ganjil. Second, karena status saya akan berganti (>,<). Then third, a bunch of challenging journeys are waiting. Yeay!

You Might Also Like

0 comments

Followers

Twitter